Khunais bin Hudzafah
Khunais bin Hudzafah (Bahasa Arab: خنيس بن حذافة) adalah salah seorang sahabat Nabi Muhammad.
Biografi
- l
- b
- s
- Ghazwah (turun langsung dalam pertempuran)
- Waddan
- Buwath
- Safwan
- Asyirah
- Badar
- Sawiq
- Qaynuqa
- Bahran
- Al-Kidr
- Hamra' al-Asad
- Uhud
- Dzi Amr
- Dzatu al-Riqa`
- Dumatul Jandal
- Khandaq
- Bani Quraizhah
- Bani Mustaliq
- Bani Lahyan
- Al-Gabah
- Fathu Makkah
- Khaybar
- Hunayn
- Tha'if
- Tabuk
- Eid
- Zakat
- Thi Amr
- Ghatfan
- Bahran
- Al-Asad
- Badru Ukhra
- Bani Nadhir
- Thi Qerd
- Hudaybiyyah
- Awtas
- Hawazan
- Sariyyah (Pertempuran atas perintahnya)
- Penyergapan
- Qirdah
- Mu'tah
- Dzatu as-Salasil
- Yarmuk
- Pengepungan Nakhla
- Penyergapan Najd
- Penyergapan Al-Is
- Bani Sulaim
- Invasi al-Khabt
- Ekspedisi Batn Edam
- Ekspedisi Qatan
Khunais adalah putra dari Hudzafah bin Qais dari kabilah Bani Sahm, bagian dari suku Quraisy di Mekkah. Ibunya bernama Da'ida binti Hidhyam, juga berasal dari Bani Sahm.[1] Ia memiliki dua saudara, Abdullah dan Qais.[2]
Ia memeluk agama Islam melalui ajakan Abu Bakar[3] pada masa awal, yaitu "sebelum Rasulullah mulai berdakwah di rumah Al-Arqam".[4]
Ia ikut dalam hijrah ke Abisinia yang kedua pada tahun 616, bersama dua saudara laki-laki, tujuh sepupu, dan empat anggota Bani Sahm lainnya.[5] Khunais termasuk di antara orang-orang yang pulang ke Mekkah pada 619 "di bawah jaminan perlindungan seorang penduduk kota, atau secara diam-diam".[6] Segera setelah itu ia menikah dengan Hafshah binti Umar,[7] yang saat itu kemungkinan berusia empat belas tahun.[8]
Saat Umar hijrah ke Madinah pada 622, Khunais dan Hafshah turut dalam rombongannya.[7] Awalnya mereka menginap di rumah Rifa'ah bin Abdul Mundzir.[9] Ketika Nabi Muhammad mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dan Anshar, ia memasangkan Khunais dengan Abu Abs bin Jabar,[10] yaitu saudara ipar dari Muhammad bin Maslamah.[11]
Khunais adalah satu-satunya anggota Bani Sahm yang turut berperang dalam Pertempuran Badar pada Maret 624.[12]
Ia meninggal "pada awal bulan kedua puluh lima setelah peristiwa hijrahnya Nabi ke Madinah",[4] yaitu akhir Agustus 624. Ia dimakamkan di Jannatul Baqi, Madinah.[13] Ia tidak memiliki anak.[4] Jandanya Hafshah, kemudian menikah dengan Nabi Muhammad.[14]
Lihat pula
Referensi
- ^ Muhammad bin Saad, Tabaqat vol. 3. Translated by Bewley, A. (2013). The Companions of Badr, hlm. 307. London: Ta-Ha Publishers.
- ^ Muhammad bin Ishaq, Sirat Rasul Allah. Translated by Guillaume, A. (1955). The Life of Muhammad, hlm. 147-148. Oxford: Oxford University Press.
- ^ Ibnu Ishaq/Guillaume hlm. 116.
- ^ a b c Ibnu Saad/Bewley vol. 3 hlm. 307.
- ^ Ibnu Ishaq/Guillaume hlm. 147-148.
- ^ Ibnu Ishaq/Guillaume hlm. 168.
- ^ a b Ibnu Ishaq/Guillaume hlm. 218.
- ^ Muhammad bin Saad, Tabaqat vol. 8. Translated by Bewley, A. (1995). The Women of Madina, hlm. 56. London: Ta-Ha Publishers.
- ^ Ibnu Ishaq/Guillaume hlm. 218. Ibnu Saad/Bewley vol. 3 hlm. 307.
- ^ Ibnu Saad/Bewley vol. 3 hlm. 307, 353.
- ^ Ibnu Saad/Bewley vol. 3 hlm. 352.
- ^ Ibnu Ishaq/Guillaume hlm. 329.
- ^ Ibnu Saad/Bewley vol. 3 hlm. 3
- ^ Ibnu Hisham catatan 918.
Pranala luar
- http://www.quraan.com/index.aspx?tabindex=9&tabid=24&bid=2&cid=60 Diarsipkan 2007-09-27 di Wayback Machine.
- http://www.themodernreligion.com/women/woman_man_compare.htm Diarsipkan 2020-08-06 di Wayback Machine.